Wednesday, April 20, 2011

Fenomena Pemberitaan Briptu Norman , Bukti Minimnya Kreatifitas dan Pencarian Rating Semata pada Tayangan Infotainment


Saat saya menulis blog ini, sudah dua minggu ramai-ramainya berita tentang Briptu Norman. Seorang polisi yang mendadak terkenal karena goyangan khas India-nya yang kocak di situs jejaring social Youtube. Saya sendiri tidak bermaksud menulis lebih jauh tentang Briptu Norman. Saya hanya ingin menekankan fenomena pemberitaannya yang terus-menerus muncul di televisi khususnya beberapa tayangan infotainment. Awalnya
sih saya senang setiap ada kemunculan Briptu Norman di layar kaca, karena setiap acara yang menampilkan artis mendadak itu mampu membuat saya dan keluarga tertawa. Tapi  di hari-hari selanjutnya ada sesuatu yang membuat saya tidak merasa tidak nyaman lagi.


Sudah dua minggu setelah awal hebohnya berita Briptu Norman , ternyata tayangan-tayangan infotainment yang saya sebut di atas masih saja meng-ekspos segala sesuatu tentang Briptu. Hal ini membuat saya menjadi sangat bosan sekali dengan segala sesuatu tentang Briptu Norman dan lagu Chaiya-Chaiya nya itu. Yang lebih menyebalkan lagi, isi berita dan wawancara dengan polisi tersebut adalah merupakan tayangan yang diulang-ulang terus setiap harinya. Mereka para pembuat berita hanya menambahkan sedikit hal yang baru saja, sisanya hanya pengulangan materi yang hari-hari sebelumnya sudah ditayangkan.  Fenomena ini persis dengan pemberitaan saat lagi heboh-hebohnya pertandingan sepakbola se-Asia Tenggara AFF Cup 2010. Di saat itu, pemain bola seperti Christian Gonzales dan Irfan Bachdim dinilai banyak orang telah over-exposed. Dan sekarang ini terulang lagi ketika ada seorang Briptu yang jago bergoyang India ditayangkan ulang terus-menerus setiap hari.

Apakah hanya sebatas ini kreatifitas yang dimilki tayangan infotainment tersebut ? Dan segitunya mengejar rating sematakah sampai materi acaranya hanya diulang-ulang setiap hari ? Bahkan salah satu tayangan infotainment tersebut ada yang baru saja mendapatkan sebuah piala penghargaan. Saya heran mengapa acara tersebut bisa mendapatkan piala. Apakah tidak malu hanya menayangkan materi acara yang hanya diulang-ulang ? Saya sendiri juga kasihan terhadap Briptu Norman. Karena pemberitaan media yang tiada henti-hentinya, bisa-bisa masyarakat menjadi jenuh terhadap Briptu dan akhirnya berdampak pada karir Briptu di bidang infotainment.

Itu saja yang ingin saya sampaikan, ini hanya pikiran yang saya tuangkan agar mutu acara pertelevisian di Indonesia semakin maju. Hidup Indonesia !

No comments:

Post a Comment